Langsung ke konten utama

Unggulan

Cara & Syarat !!! Daftar Program | Kampus Merdeka | 2022

Budidaya Ikan Cupang Berdasarkan Pengaruh Perbedaan Jenis Pakan Alami Daphnia, Jentik Nyamuk Dan Cacing Sutera Terhadap Pertumbuhan Ikan Cupang Hias ( Betta Splendens )

 

 Budidaya Ikan Cupang Berdasarkan Pengaruh Perbedaan Jenis Pakan Alami Daphnia, Jentik Nyamuk Dan Cacing Sutera Terhadap Pertumbuhan Ikan Cupang Hias ( Betta Splendens )



 

Latar belakang

Ikan cupang hias adalah salah satu jenis ikan hias yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Hal ini didukung dengan banyaknya penggemar ikan cupang hias yang tidak hanya terbatas dari kelas ekonomi tinggi, namun juga kaum pinggiran, mulai anak-anak, remaja hingga orang dewasa (Arman 2001).

Karena itu, yang menjadi ciri khas ikan cupang hias adalah saat memamerkan keindahan ekornya. Karena keindahannya itulah harga seekor ikan cupang hias pun bisa mencapai ratusan ribu rupiah bahkan jutaan rupiah. Tetapi ada yang harganya hanya ribuan saja, tergantung pada kualitas, warna, jenis dan ukurannya.

Menurut Iskandar (2004), Masyarakat awam biasanya menganggap kalau ikan cupang merupakan ikan aduan. Padahal sebenarnya pendapat tersebut tidak seluruhnya benar. Ikan cupang hias memiliki tubuh, sirip, dan warna yang lebih indah dibandingkan dengan ikan cupang aduan. Secara umum, ikan cupang hias unggul memiliki ciri berupa tubuh dan sirip yang tidak cacat, bentuk tubuh proporsional, sirip-siripnya lebar dan panjangnya maksimal, serta warna tubuhnya cemerlang.

Menurut Atmadjaja & Sitanggang (2008), Ikan cupang hias mempunyai nama latin Betta splendens, termasuk dalam famili Anabantidae (Labirynth Fisher). Karena itu, ikan ini mempunyai kemampuan yang dapat bernapas dengan mengambil oksigen langsung dari udara. Di alam, ikan cupang sering dijumpai pada genangan-genangan air yang dangkal dan berlumpur dengan kadar oksigen terlarut yang rendah.

Popularitas ikan cupang hias pun ditopang oleh adanya berbagai ajang kontes di kota - kota besar. Kemenangan dalam sebuah ajang kontes membuat pengaruh terhadap nilai jual ikan cupang hias yang menjadi juara ( Arman 2001 ). Tidak hanya itu, keturunannya pun juga bakal laku di pasaran, berarti keuntungan sudah di depan mata. Keuntungan tidak bisa diraih dengan hanya membalik telapak tangan saja. Tentunya harus dilakukan budidaya secara intensif. Dalam budidaya masih ditemui banyak masalah, salah satu masalah adalah pertumbuhan ikan cupang hias yang relatif lambat, karena untuk mencapai ukuran pasar membutuhkan waktu yang relatif lama. Hal tersebut membuat pendapatan pembudidaya menjadi menurun. Pendekatan yang bisa digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan diantaranya melalui pendekatan nutrisi pakan yang sesuai dengan pertumbuhan ikan cupang hias. Menurut Atmadjaja & Sitanggang (2008) bahwa ikan cupang hias sebagai ikan karnivora sangat menyukai pakan alami. Pakan alami sangat baik untuk ikan cupang karena kandungan gizi yang terdapat di dalamnya lengkap, meliputi protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral (Anonim 2008). Pakan alami umumnya selalu bergerak di dalam air, sehingga menarik perhatian ikan untuk memangsanya. Setidaknya ada tiga jenis pakan alami yang biasanya diberikan untuk ikan cupang hias dalam suatu pemeliharaan (pembesaran) yaitu daphnia, jentik nyamuk dan cacing sutera. Pada hal, ketiga jenis pakan alami tersebut diduga mempunyai kandungan nutrisi (gizi) yang berbeda. Menurut Makmur (2004) bahwa kandungan nutrisi yang terdapat dalam pakan sangat berpengaruh terhadap hasil panen, yang merupakan tujuan akhir dari proses budidaya. Nutrisi yang baik, tentunya akan memacu pertumbuhan yang baik pula. Terkait hal itu, perlu adanya sebuah penelitian tentang jenis pakan alami yang berbeda sehingga bisa diketahui jenis pakan alami mana, yang sesuai dengan pertumbuhan ikan cupang hias (Betta splendens).

BAHAN DAN METODE

Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan cupang hias jenis halfmoon dengan ukuran panjang tubuh 1- 1,5 cm yang diperoleh dari pembudidaya ikan cupang hias di Pontianak. Padat tebar dalam penelitian ini adalah 8 ekor ikan/akuarium. Padat tebar tersebut disesuaikan dengan ukuran ikan dan volume air dalam wadah penelitian.

Pakan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis pakan alami yang berbeda yaitu :: Daphnia sp, Jentik Nyamuk (Culex sp) dan Cacing Sutera (Tubifex sp) Jumlah pakan yang diberikan pada ikan uji ini dilakukan secara ad libitum dan diberikan 3 kali sehari pada waktu pagi, siang dan sore hari.

 Sebelum pakan alami diberikan pada ikan,, dibersihkan dulu dan diberi larutan Methylen Blue sebanyak satu tetes untuk 6 - 8 liter air. Perlakuan tersebut dilakukan untuk membunuh bakteri yang mungkin terbawa bersama dengan pakan alami (Atmadjaja 2008). Wadah yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium dengan ukuran 30 x 25 x 25 cm yang berjumlah 9 buah, dengan padat tebar 8 ekor ikan/akuarium dan volume air sebanyak 16 L . Air yang digunakan dalam media penelitian adalah air sumur yang diberi daun ketapang kering. Perlakuan tersebut dilakukan agar kondisi ikan uji terjaga kesehatannya. Kemudian air diendapkan satu hari sebelumnya. Untuk setiap akuarium tidak dilengkapi dengan perlengkapan aerasi karena ikan cupang termasuk labirint fisher yang mampu hidup pada kadar oksigen terlarut yang rendah.

Rancangan percobaan penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan tiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Perlakuan yang diterapkan adalah perbedaan jenis pakan alami yaitu Daphnia sp, Jentik Nyamuk dan Cacing Sutera.

 

 

 

 

Tahap Adaptasi

Ikan yang akan digunakan sebagai ikan uji diadaptasikan terlebih dahulu dengan lingkungan penelitian dan pakan uji selama 3 hari, sehingga ikan uji terbiasa dengan kondisi lingkungan dan pakan uji yang diberikan.

Tahap Pengamatan

Ikan uji yang sebelumnya telah diadaptasikan terhadap lingkungan dan pakan uji. Kemudian dimasukkan ke dalam akuarium dengan kepadatan 8 ekor ikan/akuarium. Pakan yang diberikan pada ikan uji sesuai dengan jenis perlakuan. Hal yang diamati dalam penelitian ini adalah pertumbuhan biomassa ikan uji dengan cara melakukan penimbangan tiap satu minggu sekali. Pengukuran biomassa ikan uji dilakukan menggunakan timbangan single pan merk Dial-O-Gram OHAUSS FLORHAM berkapasitas 310 g dengan ketelitian 0,01 g. Untuk mengetahui kondisi media pemeliharaan, dilakukan pengukuran peubah kualitas air meliputi suhu, pH dan DO air. Pengukuran suhu, pH dan DO air masing-masing dilakukan 3 kali sehari pada jam 08.00, 13.00 dan 17.00 WIB menggunakan thermometer Hg (untuk pengukuran suhu air), menggunakan kertas indikator universal (pengukuran pH) dan DO meter ( pengukuran oksigen terlarut dalam air).

Pengumpulan Data Pertumbuhan

Pertumbuhan biomassa ikan cupang hias dapat dihitung dengan menggunakan rumus Effendi (1997) yaitu :

W = Wt – Wo

Keterangan :

W = Pertambahan biomassa ikan (g).

Wt = Berat rata-rata ikan uji pada akhir

 penelitian (g).

Wo = Berat rata-rata ikan uji pada awal

 penelitian (g).

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Ho :     Pemberian pakan alami dengan jenis yang berbeda diduga tidak berpengaruh terhadappertumbuhan ikan cupang hias(Betta splendens).

H1 :     Pemberian pakan alami dengan jenis yang berbeda diduga berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan cupang hias  (Betta splendens).

Analisis Data

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan ikan cupang hias dilakukan analisis ragam (Srigandono, 1983). Sebelum dilakukan analisis ragam, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas ragam data pertumbuhan. uji normalitas menggunakan Uji Liâ„“iefors (Nasoetion dan Barizi 1983) dan uji homogenitas menggunakan Uji Bartlett (Sudjana 1996). Apabila dari analisis ragam diketahui adanya perbedaan pengaruh antar perlakuan, maka untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan pengaruh antar perlakuan dilakukan uji beda nilai tengah dari Tukey (Srigandono, 1983). Sedangkan data kualitas air dianalisis secara deskriptif.

 

Resume

Editor : Rusadi

Devisi Media HMJ IKP 2021

 

Sumber Jurnal: https://www.jurnal.unikal.ac.id/index.php/akuatika/article/view/261/244

Komentar

Postingan Populer