Langsung ke konten utama

Unggulan

Cara & Syarat !!! Daftar Program | Kampus Merdeka | 2022

PERTUMBUHAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) Di Tambak Secara Optimal

 

PERTUMBUHAN UDANG VANAME

(Litopenaeus vannamei)

Di Tambak Secara Optimal




 

 

 

 

 


Latar Belakang

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) berasal dari Pantai Barat Pasifik Amerika Latin, mulai dari Peru di Selatan hingga Utara Meksiko. Udang vaname mulai masuk ke Indonesia dan dirilis secara resmi pada tahun 2001 (Nababan dkk., 2015). Udang vaname merupakan salah satu udang yang mempunyai nilai ekonomis dan merupakan jenis udang alternatif yang dapat dibudidayakan di Indonesia, disamping udang windu (Panaeus monodon) dan udang putih (Panaeus merguensis). Udang vaname tergolong mudah untuk dibudidayakan. Hal itu pula yang membuat para petambak udang di tanah air beberapa tahun terakhir banyak yang mengusahakannya (Amirna dkk., 2013).

Udang vaname memiliki keunggulan yang tepat untuk kegiatan budidaya udang dalam tambak antara lain: Responsif terhadap pakan/nafsu makan yang tinggi, lebih tahan terhadap serangan penyakit dan kualitas lingkungan yang buruk pertumbuhan lebih cepat, tingkat kelangsungan hidup tinggi, padat tebar cukup tinggi dan waktu pemeliharaan yang relatif singkat yakni sekitar 90 - 100 hari per siklus. Budidaya udang vaname dengan teknologi intensif mencapai padat tebar yang tinggi berkisar 100-300 ekor/m2 (Arifin dkk., 2005 dalam Nababan, 2015).

Tambak secara optimal adalah tambak yang dilengkapi dengan plastik mulsa yang menutupi semua bagian, pompa air, kincir air, aerator, tingkat penebaran tinggi dan pakan 100% pelet. Pakan merupakan sumber nutrisi yang terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral yang dibutuhkan udang untuk pertumbuhan dan perkembangan secara optimal sehingga produktivitasnya bisa ditingkatkan (Panjaitan dkk., 2014).

ditingkatkan (Panjaitan dkk., 2014). Padat tebar berperan penting dalam kegiatan budidaya untuk menentukan jumlah benur yang akan ditebar dan luas tambak yang akan digunakan. Perbedaan kepadatan yang ditebar pada setiap petak tambak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang vaname yang dihasilkan. Oleh karena itu maka perlu dilakukan penelitian tentang Pertumbuhan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di Tambak Secara Optimal”.

MATERI DAN METODE

Alat dan Bahan

No

Alat/Bahan

Kegunaan

1

Benur berat 0.02 (gr)

Sampel penelitian

2

Pakan udang

Makanan udang selama pemeliharaan

3

Saponin

Obat pemberantas hama

4

Kincir air

Menspulai oksigen

5

Plastik mulsa

Penutup pinggir tambak

6

Pupuk pertanian (CaCO3)

Menaikan pH tambak

7

Anco

Mengecek udang dan sisa pakan

8

pH Meter

Mengukur Ph

9

Termometer

Mengukur suhu

10

Refaktrometer

Mengukur salinitas

11

DO meter

Mengukur oksigen terlarut

12

Jala 4m2

Mengambil udang saat sampling dan panen

13

Timbangan

Menimbang saat panen dan saat sampling

 

Penentuan Lokasi

Penentuan titik sampling dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposif (Purposive Sampling Method). Metode ini merupakan metode pengambilan sampel yang dilakukan didasarkan atas tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana, namun harus tetap memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi misalnya subyek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjectis) (Arikunto, 2010).

Penentuan Padat Tebar

Pada Peneliian ini menggunakan 6 petak tambak dengan padat tebar yang berbeda. Petak B1 luas 1200 m2 dengan padat tebar 170 ekor/m2 , Petak B2 luas 1300 m2 dengan padat tebar 175 ekor/m2 , Petak B3 luas 1400 m2 dengan padat tebar 180 ekor/m2 , Petak B4 luas 1500 m2 dengan padat tebar 185 ekor/m2 , Petak B5 luas 1600 m2 dengan padat tebar 190 ekor/m2 dan Petak B6 luas 1700 m2 dengan padat tebar 195 ekor/m2 .

 

 

Persiapan Tambak

Kegiatan persiapan tambak terdiri dari pengeringan, pengapuran, pengisian air dan penumbuhan plankton hingga tambak siap untuk di tebar.

Penebaran Benur dan pengambilan sampel Udang Vaname

Penebaran benur dilakukan pada pagi hari, yang diawali dengan aklimatisasi benur terlebih dahulu, terutama pada suhu dan salinitas. Setelah suhu dan salinitas air pada kantong plastik benur sama atau tidak berbeda jauh dengan air tambak, maka benih udang dapat ditebar secara perlahan-lahan ke tambak. Kegiatan sampling pertama dilakukan pada saat udang mencapai umur 45 hari pemeliharaan di tambak. Sedangkan sampling berikutnya dilakukan setiap 7 hari sekali dari sampling sebelumnya.

Pemanenan Udang Vaname

Pemanenan dilakukan dua kali yaitu panen parsial dan panen total. Panen parsial adalah panen udang sebagian untuk mengurangi kepadatan udang ditambak. Panen parsial dilakukan ketika udang berumur 101-104 hari dengan bobot rata-rata berkisar antara 21,85-22,70 gram dan ukuran udang berkisar antara 44-45 ekor/kg. Panen total adalah panen udang secara keseluruan (kering). Panen total dilakukan ketika udang berumur 125-126 hari dengan bobot rata-rata berkisar antara 28,07-29,23 gram dan ukuran udang berkisar antara 34-35 ekor/kg.

Pertambahan bobot udang



Untuk mengetahui pertambahan bobot rata-rata udang hasil sampling setiap minggunya dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

 

 

Ket :

W = Bobot rata-rata udang (gr)

B = Bobot seluruh udang sampling (gr)

N = Jumlah udang (ekor)

 

Kelangsungan Hidup (%)



Kelangsungan hidup untuk mengetahui kelulushidupan udang diakhir pemeliharaan. Dihitung menggunakan rumus Haliman dan Adiwijaya (2005) dalam Fuady dkk. (2013):

 

 

 

Ket : SR = Tingkat kelangsungan hidup (%)

Nt = Jumlah udang hidup pada akhir pemeliharaan (ekor)

No = Jumlah udang pada awal pemeliharaan (ekor)

Kualitas Air

Pengukuran kualitas air tambak (suhu, salinitas pH (derajat keasaman oksigen terlarut (dissolved oksigen/DO).



Sumber Jurnal : https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jurnalenggano/article/view/1359/1134

Resume Disusun oleh : Rusadi Devisi Media HMJ IKP

Komentar

Postingan Populer