Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
PERTUMBUHAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) Di Tambak Secara Optimal
PERTUMBUHAN UDANG VANAME
(Litopenaeus vannamei)
Di Tambak Secara Optimal
Latar Belakang
Udang vaname
(Litopenaeus vannamei) berasal dari Pantai Barat Pasifik Amerika Latin, mulai
dari Peru di Selatan hingga Utara Meksiko. Udang vaname mulai masuk ke
Indonesia dan dirilis secara resmi pada tahun 2001 (Nababan dkk., 2015). Udang
vaname merupakan salah satu udang yang mempunyai nilai ekonomis dan merupakan
jenis udang alternatif yang dapat dibudidayakan di Indonesia, disamping udang
windu (Panaeus monodon) dan udang putih (Panaeus merguensis). Udang vaname
tergolong mudah untuk dibudidayakan. Hal itu pula yang membuat para petambak
udang di tanah air beberapa tahun terakhir banyak yang mengusahakannya (Amirna
dkk., 2013).
Udang vaname
memiliki keunggulan yang tepat untuk kegiatan budidaya udang dalam tambak
antara lain: Responsif terhadap pakan/nafsu makan yang tinggi, lebih tahan
terhadap serangan penyakit dan kualitas lingkungan yang buruk pertumbuhan lebih
cepat, tingkat kelangsungan hidup tinggi, padat tebar cukup tinggi dan waktu pemeliharaan
yang relatif singkat yakni sekitar 90 - 100 hari per siklus. Budidaya udang
vaname dengan teknologi intensif mencapai padat tebar yang tinggi berkisar
100-300 ekor/m2 (Arifin dkk., 2005 dalam Nababan, 2015).
Tambak secara
optimal adalah tambak yang dilengkapi dengan plastik mulsa yang menutupi semua
bagian, pompa air, kincir air, aerator, tingkat penebaran tinggi dan pakan 100%
pelet. Pakan merupakan sumber nutrisi yang terdiri dari protein, lemak,
karbohidrat, vitamin dan mineral yang dibutuhkan udang untuk pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal sehingga produktivitasnya bisa ditingkatkan
(Panjaitan dkk., 2014).
ditingkatkan
(Panjaitan dkk., 2014). Padat tebar berperan penting dalam kegiatan budidaya
untuk menentukan jumlah benur yang akan ditebar dan luas tambak yang akan
digunakan. Perbedaan kepadatan yang ditebar pada setiap petak tambak
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang vaname yang
dihasilkan. Oleh karena itu maka perlu dilakukan penelitian tentang Pertumbuhan
Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di Tambak Secara Optimal”.
MATERI DAN METODE
Alat dan Bahan
No |
Alat/Bahan |
Kegunaan |
1 |
Benur berat 0.02 (gr) |
Sampel penelitian |
2 |
Pakan udang |
Makanan
udang selama pemeliharaan |
3 |
Saponin |
Obat pemberantas hama |
4 |
Kincir air |
Menspulai
oksigen |
5 |
Plastik mulsa |
Penutup pinggir tambak |
6 |
Pupuk
pertanian (CaCO3) |
Menaikan pH
tambak |
7 |
Anco |
Mengecek udang dan sisa pakan |
8 |
pH Meter |
Mengukur Ph |
9 |
Termometer |
Mengukur suhu |
10 |
Refaktrometer |
Mengukur
salinitas |
11 |
DO meter |
Mengukur oksigen terlarut |
12 |
Jala 4m2 |
Mengambil
udang saat sampling dan panen |
13 |
Timbangan |
Menimbang saat panen dan saat sampling |
Penentuan Lokasi
Penentuan
titik sampling dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
purposif (Purposive Sampling Method). Metode ini merupakan metode pengambilan
sampel yang dilakukan didasarkan atas tujuan tertentu. Teknik ini biasanya
dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu,
tenaga dan dana, namun harus tetap memperhatikan syarat-syarat yang harus
dipenuhi misalnya subyek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan
subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key
subjectis) (Arikunto, 2010).
Penentuan Padat Tebar
Pada Peneliian
ini menggunakan 6 petak tambak dengan padat tebar yang berbeda. Petak B1 luas
1200 m2 dengan padat tebar 170 ekor/m2 , Petak B2 luas 1300 m2 dengan padat
tebar 175 ekor/m2 , Petak B3 luas 1400 m2 dengan padat tebar 180 ekor/m2 ,
Petak B4 luas 1500 m2 dengan padat tebar 185 ekor/m2 , Petak B5 luas 1600 m2
dengan padat tebar 190 ekor/m2 dan Petak B6 luas 1700 m2 dengan padat tebar 195
ekor/m2 .
Persiapan Tambak
Kegiatan persiapan tambak terdiri
dari pengeringan, pengapuran, pengisian air dan penumbuhan plankton hingga
tambak siap untuk di tebar.
Penebaran Benur dan pengambilan sampel Udang Vaname
Penebaran
benur dilakukan pada pagi hari, yang diawali dengan aklimatisasi benur terlebih
dahulu, terutama pada suhu dan salinitas. Setelah suhu dan salinitas air pada
kantong plastik benur sama atau tidak berbeda jauh dengan air tambak, maka
benih udang dapat ditebar secara perlahan-lahan ke tambak. Kegiatan sampling
pertama dilakukan pada saat udang mencapai umur 45 hari pemeliharaan di tambak.
Sedangkan sampling berikutnya dilakukan setiap 7 hari sekali dari sampling
sebelumnya.
Pemanenan Udang Vaname
Pemanenan
dilakukan dua kali yaitu panen parsial dan panen total. Panen parsial adalah panen
udang sebagian untuk mengurangi kepadatan udang ditambak. Panen parsial
dilakukan ketika udang berumur 101-104 hari dengan bobot rata-rata berkisar
antara 21,85-22,70 gram dan ukuran udang berkisar antara 44-45 ekor/kg. Panen
total adalah panen udang secara keseluruan (kering). Panen total dilakukan
ketika udang berumur 125-126 hari dengan bobot rata-rata berkisar antara 28,07-29,23
gram dan ukuran udang berkisar antara 34-35 ekor/kg.
Pertambahan bobot udang
Ket :
W = Bobot rata-rata udang (gr)
B = Bobot seluruh udang sampling
(gr)
N = Jumlah udang (ekor)
Kelangsungan Hidup (%)
Ket : SR = Tingkat kelangsungan
hidup (%)
Nt = Jumlah udang hidup pada
akhir pemeliharaan (ekor)
No = Jumlah udang pada awal
pemeliharaan (ekor)
Kualitas Air
Pengukuran kualitas air tambak
(suhu, salinitas pH (derajat keasaman oksigen terlarut (dissolved oksigen/DO).
Sumber Jurnal : https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jurnalenggano/article/view/1359/1134
Resume Disusun oleh : Rusadi Devisi Media HMJ IKP
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan Populer
Cara & Syarat !!! Daftar Program | Kampus Merdeka | 2022
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Dies Natalis 19 Tahun Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pembubaran Kepengurusan Periode 2021 !!! HMJIKP 2021
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
SELAMAT DATANG DI HMJ IKP 2021
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar